Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

SURAT DARI INDONESIA 2045

[SURAT DARI INDONESIA 2045] Kawan muda yang baik, Perkenalkan aku Indonesia 2045. Bagaimana kabarmu? Aku dengar kalian sering marah-marah dengan presiden kalian hari ini. Kenapa dengan dia? Ceritakan padaku. Hmm, senior kalian dulu mungkin akan ditangkap intel kalau marah-marah dengan presiden. Sekarang kalian bebas ya? Disituasi bebas bolehkah kalian ceritakan apa yang sudah kalian perjuangkan? Bolehkah kalian cerita soal gagasan-gagasan tentang Indonesia? Aku sungguh penasaran, kalian pasti lebih dari Soekarno, Hatta, Semaun, atau Natsir muda kan? Di masa tak ada sosial media yang memudahkan kalian berjejaring, mereka bisa berkumpul dan berjuang ke masyarakat loh. Ah untuk apa aku ceritakan, handphone kamu pasti lebih banyak informasi perihal mereka. Tuhkan pasti kalian lebih dari mereka? Soalnya ketika aku ketik “pemuda Indonesia hari ini” yang keluar selalu seks bebas, tawuran, kehidupan malam, cinta-cintaan dan lain-lain. Ceritakan padaku apa persiapan kalian ketika memi...

Kapan Menikah?

Sahabatku, kadang dalam hati diriku bertanya, “Sampai kapan kalian bertanya kapan aku akan menikah?” Tidakkah kalian bosan mengulang-ulang pertanyaan yang sama setiap kali kita bertemu, padahal ada hal-hal lain yang bisa kita perbincangkan serta tidak melukai perasaan. Jika pada jawaban-jawaban sebelumnya diriku berkata, “Insya Allah segera, doakan saja,” maka kali ini aku akan menjawab pertanyaan kalian dengan sebentuk tanya “Kapan dirimu meninggal dunia?” Barangkali dirimu akan berpikir betapa kejamnya diriku karena melontarkan pertanyaan itu. Tetapi bukankah ada tiga hal yang memiliki kesejajaran rahasia di sisi Allah, yaitu jodoh, maut dan rezeki, jadi untuk apa mempertanyakan hal yang menjadi kewenangan Allah dalam menjawabnya. Jodoh itu serupa mati, tugasku bukan sekadar menjawab pertanyaan tetapi mempersiapkan diri agar diberi kepantasan mendapatkannya. Kalau mau bijaksana, harusnya kalian mengerti bahwa suatu ketika saat Allah yakin diriku mampu menerima amanah berumah tang...

Teruntuk Calon Mertuaku

Duhai Calon Ibu mertuaku.. izinkan diri ini memperkenalkan diri.. Saya adalah wanita dengan kepribadian teramat biasa dan terlahir dari kalangan yang biasa juga.. Saya belum bisa menjadi khadijah, wanita yang luar biasa dan sangat mulia. Saya juga belum mampu menjadi Aisyah, wanita yang memiliki keutamaan dalam ketaqwaannya. Saya juga belum mampu menjadi Fatimah yang sangat utama dalam ketabahannya. Saya juga tidak seperti Zulaikha yang teramat sangat kecantikannya. Saya bukan pula Al Khansa yang pandai mendidik putra"nya. Seperti yang saya katakan, Saya hanya lah wanita biasa Dengan ketaqwaan yang biasa Ketabahan seadanya Dan kecantikan saya pun tak pantas diperhitungkan.. Namun ibu.. Saya adalah wanita akhir zaman yang yang punya cita" menjadi sholehah Yang akan berusaha mengabdi pada calon suamiku Dan juga padamu.. calon mertuaku.. Duhai calon mertuaku Saya harap kita bisa menjadi rekan yang baik Karena pernikahan adalah membuka tabir rahasia antara a...