Aspek Pendekatan Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pernyataan atau penjelasan. Peranan logika sangat penting dalam penalaran. Pernyataan dapat berupa teori tentang suatu kejadian alam atau sosial. Teori (penjelasan) yang disusun dengan penalaran yang baik akan mempunyai validitas yang tinggi. Penalaran mempunyai peran penting dalam rangka menerima atau menolak kebenaran (validitas) suatu teori. Proses penyimpulan yang menghasilkan pernyataan atau penjelasan sebagai teori dapat bersifat deduktif maupun induktif.
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyataan umum yang disepakati ke pernyataan khusus sebagai simpulan. Penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan untuk memberi penjelasan dan dukungan terhadap kelayakan suatu pernyataan akuntansi. Misalnya, akuntansi menyajikan aset sebesar kos historis karena akuntansi menganut konsep kontinuitas usaha. Dengan konsep ini, fungsi neraca adalah untuk menunjukkan sisa potensi jasa dan bukan menunjukkan nilai jual sehingga kos historis merupakan pengukur yang paling tepat. Menganut konsep kontinuitas usaha merupakan premis sedangkan penilaian aset atas dasar kos historis merupakan konklusi.
Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Penalaran ini berawal dari suatu pernyataan atau keadaan yang khusus dan berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan generalisasi dari keadaan khusus tersebut.
Penalaran induktif dalam akuntansi pada umumnya digunakan untuk menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan terhadap gejala akuntansi tertentu. Contoh berikut menunjukkan aplikasi penalaran induktif “Pengamatan menunjukkan bahwa volume saham beberapa perusahaan yang dijualbelikan beberapa hari setelah penerbitan statemen keuangan meningkat dengan tajam. Oleh karena itu, dapat disimpulkan dengan tingkat keyakinan tertentu bahwa informasi akuntansi bermanfaat bagi investor di pasar modal.
Verifikasi Teori Akuntansi
Verifikasi teori merupakan prosedur untuk menentukan apakah suatu teori valid atau tidak. Pendekatan untuk mengevaluasi validitas teori bergantung pada sasaran dan tataran teori yang diverifikasi. Teori akuntansi normatif dievaluasi validitasnya atas dasar penalaran logis yang melandasi teori yang diajukan. Teori akuntansi positif dinilai validitasnya biasanya atas dasar kesesuaian teori dengan fakta atau apa yang nyatanya terjadi. Penelitian empiris dapat memverifikasi bahwa nyatanya banyak orang melakukan sesuatu tetapi tidak memverifikasi apakah sesuatu tersebut benar secara nilai (baik atau buruk). Teori akuntansi sintaktik biasanya tidak berkaitan langsung dengan fakta sehingga verifikasi validitasnya mengandalkan penalaran logis semata-mata.
Teori akuntansi semantik melibatkan penyimbolan fakta/realitas sehingga mengandung unsur empiris. Oleh karenanya, validitas teori dapat diverifikasi secara empiris dengan pengamatan. Misalnya, untuk menentukan apakah simbol “cost” dalam akuntansi dipahami maknanya dengan benar oleh pemakainya dapat diuji dengan melakukan penelitian empiris.
BAB II
Penalaran (Reasoning)
Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pernyataan atau asersi (assertion). Pernyataan yang dimaksud dapat berupa teori tentang suatu fenomena. Penalaran diajukan dan dijabarkan untuk membentuk, mempertahankan, atau mengubah keyakinan bahwa sesuatu (misal teori) adalah benar.
Penalaran merupakan pengetahuan tentang prinsip-prinsip berpikir logis yang menjadi basis dalam diskusi ilmiah. Penalaran juga merupakan suatu ciri sikap (attitude) ilmiah yang sangat menuntut kesungguhan (commitment) dalam menemukan kebenaran ilmiah. Sikap ilmiah membentengi sikap untuk memecahkan masalah secara serampangan, subjektif, pragmatik, dan emosional.
Komentar
Posting Komentar