Seperangkat pengetahuan akuntansi (accounting body of knowledge) dapat dipandang dari dua sisi pengertian yaitu sebagai pengetahuan profesi (keahlian) yang dipraktikkan di dunia nyata dan sekaligus sebagai suatu disiplin pengetahuan yang diajarkan di perguruan tinggi.
Di lain pihak, sebagai objek pengetahuan di perguruan tinggi, akademisi memandang akuntansi sebagai dua bidang kajian yaitu bidang praktik dan teori. Bidang praktik berkepentingan dengan masalah bagaimana praktik dijalankan sesuai dengan PABU. Bidang teori berkepentingan dengan penjelasan, deskripsi, dan argumen yang dianggap melandasi praktik akuntansi yang semuanya dicakup dalam suatu pengetahuan yang disebut teori akuntansi.
Gambar 1.1
Proses pengajaran akuntansi
Peran Riset Akuntansi
Penempatan akuntansi sebagai sains membawa konsekuensi bahwa teori akuntansi harus bebas dari pertimbangan nilai (value judgement) dan bersifat deskriptif.
Teori akuntansi dikembangkan agar pengetahuan akuntansi menjadi sejajar dengan pengetahuan ilmiah yang lain (misalnya ilmu alam). Teori akuntansi disini akan berisi hipotesis-hipotesis tentang variabel –variabel yang berkaitan dengan pelaku ekonomi dan perilaku pasar modal yang diteorikan.
Kinney menggambarkan tiga aspek penting yang saling berkaitan yang melandasi pengembangan akuntansi yaitu : riset (research), pengajaran/pendidikan (teaching), praktik (practice).
Gambar 1.2
Tiga Aspek Pengembangan Akuntansi
Pengertian Akuntansi
Accounting is the body of knowledge and functions concered with systemathic originating, authenticating, recording, classifying, processing, summarizing, analyzing, interpreting and supplying of dependable and significant information covering transactions and events which are, in part at least, of a finansial character, required for the management and operation of an entity and for reports that have to be submitted thereon to meet fiduciary and other responsibilities.
Accounting is a service activity. Its function is to provide quantitative information, primarily finansial in nature, about economic entities that is intended to be useful in making economic decisions.
Akuntansi didefinisi sebagai seperangkat pengetahuan karena wilayah materi dan kegiatan cukup luas dan dalam serta telah membentuk kesatuan pengetahuan yang terdokumentasikan secara sistematis dalam bentuk literatur akuntansi.
Sebagai seperangkat pengetahuan, akuntansi dapat didefinisi sebagai :
Seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik.
Dalam arti sempit sebagai proses, fungsi atau praktik, akuntansi dapat didefinisi sebagai :
Proses pengidentifikasian, pengesahan, pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian, penggabungan,peringkasan dan penyajian data keuangan dasar (bahan olah akuntansi) yang terjadi dari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan.
Seni, Sains dan Teknologi
Penyebutan akuntansi sebagai seni sebenarnya dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa dalam praktiknya akuntansi melibatkan banyak pertimbangan nilai (value judgement) yang menuntut keahlian dan pengalaman untuk memilih perlakuan yang terbaik.
Bila akuntansi dipandang sebagai sains, akuntansi akan banyak membahas gejala akuntansi seperti mengapa perusahaan memilih metoda akuntansi tertentu, faktor-faktor apa yang mendorong manajemen memanipulasi laba, dan apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran mempengaruhi kinerja manajer divisi.
Sudibyo menegaskan bahwa dengan mengenali karakteristik akuntansi, seperangkat pengetahuan akuntansi sebenarnya lebih merupakan suatu teknologi (paling tidak teknologi lunak) dan oleh karenanya harus dikembangkan sesuai dengan sifat teknologi tersebut agar lebih bermanfaat dan mempunyai pengaruh nyata dalam kehidupan sosial tertentu.
PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN
Melekat dalam tiap teknologi adalah masalah penentuan cara yang terbaik untuk mengerjakan atau mencapai sesuatu. Proses untuk menentukan cara yang terbaik untuk mendapatkan produk (hasil) terbaik dalam penerapan suatu teknologi disebut perekayasaan (engineering).
Perekayasaan adalah proses terencana dan sistematis yang melibatkan pemikiran,penalaran, dan pertimbangan (exercise of judgment) untuk memilih dan menentukan teori, pengetahuan yang tersedia (available knowledge), konsep, metoda, teknik, serta pendekatan untuk menghasilkan suatu produk (konkret atau konseptual).
Yang dimaksud akuntansi dalam perekayasaan ini adalah akuntansi dalam arti luas yaitu sebagai suatu sistem pelaporan keuangan umum yang melibatkan kebijakan umum akuntansi, dalam suatu wilayah negara tertentu.
Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses tentang bagaimana informasi keuangan untuk semua unit usaha dan pemerintahan harus disediakan dan dilaporkan dalam suatu negara untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomik.
Gambar 1.3
Struktur Rekayasa Akuntansi
Aspek Sasaran Teori
Aspek sasaran ini mendasari pembedaan teori akuntansi menjadi teori akuntansi positif dan normatif. Klasifikasi ini sebenarnya merupakan konsekuensi logis dari pendefinisian akuntansi sebagai sains atau teknologi.
Gambar 1.4
Aspek Sasaran Teori
Unsur Pembeda |
Masalah Fakta |
Masalah Nilai |
Sasaran pemaparan Bentuk Pernyataan Bahan pertimbangan Dasar penyimpulan Nada pernyataan Metoda pengujian validitas Kriteria penerimaan teori |
Positive Is Facts Objective/empirical Descriptive Science True/false |
Normative Ought/shoul Values Subjective/reasoning Prespective Art Good/bad |
Atas dasar perbedaan aspek diatas, sasaran teori akuntansi positif adalah menghasilkan penjelasan tentang apa yang nyatanya terjadi secara objektif tanpa dilandasi oleh pertimbangan nilai (value-judgment). Dilain pihak, sasaran teori akuntansi normatif adalah menghasilkan penjelasan atau penalaran mengapa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik atau lebih efektif daripada perlakuan akuntansi alternatif karena tujuan akuntansi tertentu harus dicapai. Hasil akhir teori normatif adalah suatu pernyataan atau proposal yang menganjurkan tindakan tertentu (prescriptive).
Jadi, perbedaan teori akuntansi positif dan normatif timbul akibat perbedaan sasaran teori dan bidang masalah (realm) yang menjadi perhatian masing-masing teori. Bila dikaitkan dengan dikotomi sains-teknologi, teori akuntansi positif lebih erat kaitannya dengan akuntansi sebagai sains sedangkan teori akuntansi normatif lebih erat kaitannya dengan akuntansi sebagai teknologi.
Aspek Sasaran Semiotika
Semiotika merupakan bidang kajian yang membahas teori umum tentang tanda-tanda (signs) dan simbol-simbol dalam bidang linguistika. Linguistika itu sendiri merupakan bidang kajian ilmu bahasa yang membahas fonetik,gramatika,morfologi, dan makna kata atau ungkapan. Sebagai teori umum dalam penyimbolan informasi, semiotika membahas tiga pertanyaan pokok yang berkaitan dengan simbol informasi. Ketiga pertanyaan tersebut adalah :
1. Apakah simbol tersebut logis (masuk akal)?
2. Apa makna yang dikandung oleh simbol?
3. Apakah ungkapan tersebut mempunyai efek (pengaruh) terhadap penerima?
Pokok masalah di atas membentuk tiga tataran semiotika yaitu siktaktika, semantika dan pragmatika. Akuntansi keuangan yang dikenal luas sekarang ini dikembangkan atau direkayasa atas dasar premis bahwa investor dan kreditor adalah pihak yang dituju informasi.
Teori Akuntansi Semantik
Teori akuntansi semantik menekankan pembahasan pada masalah penyimbolan dunia nyata atau realitas ke dalam tanda-tanda bahasa akuntansi sehingga orang dapat membayangkan kegiatan fisis perusahaan tanpa harus secara langsung menyaksikan kegiatan tersebut.
Pendefinisian merupakan langkah penting dalam teori semantik karena kesalahan pemaknaan mempunyai implikasi penting dalam pengoperasian akuntansi. Secara konseptual, informasi akuntansi dalam laporan terefleksi dalam tiga unsur yaitu elemen (objek) yang menyimbolkan kegiatan, jumlah rupiah sebagai pengukur (size), dan hubungan (relationship) antarelemen.
Teori Akuntansi Sintaktik
Teori akuntansi sintaktik adalah teori yang berorientasi untuk membahas masalah-masalah tentang bagaimana kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah disimbolkan secara semantik dalam elemen-elemen keuangan dapat diwujudkan dalam bentuk statemen keuangan. Cakupan teori akuntansi sintaktik lebih luas dari sekadar menentukan hubungan struktural antarelemen statemen keuangan. Teori sintaktik meliputi pula hubungan antar unsur-unsur yang membentuk struktur pelaporan keuangan atau struktur akuntansi dalam suatu negara yaitu manajemen, entitas pelapor, pemakai informasi,sistem akuntansi, dan pedoman penyusunan laporan.
Teori Akuntansi Pragmatik
Teori akuntansi pragmatik memusatkan perhatiannya pada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai laporan. Dengan kata lain, teori ini membahas reaksi pihak yang dituju oleh informasi akuntansi. Apakah informasi sampai ke yang dituju dan diinterpretasi dengan tepat merupakan masalah keefektifan komunikasi. Apakah akhirnya pihak yang dituju informasi memakai informasi tersebut untuk dasar pengambilan keputusan merupakan masalah kebermanfaatan informasi. Jadi, informasi akuntansi dikatakan bermanfaat apabila informasi tersebut benar-benar atau seakan-akan digunakan dalam pengambilan keputusan oleh pemakai yang dituju.
Teori pragmatik membahas berbagai hal dan masalah yang berkaitan dengan pengujian kebermanfaatan informasi baik dalam konteks pelaporan keuangan eksternal maupun manajerial. Perubahan perilaku yang diharapkan terjadi akibat informasi akuntansi tertentu merupakan bahan kajian teori ini. Teori pragmatik akan banyak berisi pengujian-pengujian teori tentang hubungan antara variabel akuntansi dengan variabel perubahan atau perbedaan perilaku pemakai.
Pembidangan teori atas dasar tataran atau level semiotika sebenarnya tidak dimaksudkan untuk memisahkan pembahasan teori secara kaku dan tegas tetapi lebih untuk menggambarkan perbedaan orientasi. Bila dikaitkan dengan pembidangan positif-normatif, teori sintaktik dan semantik pada umumnya bersifat normatif sedangkan teori pragmatik akan lebih bersifat positif. Karena pokok bahasan teori pragmatik pada umumnya adalah perilaku manusia dalam kaitannya dengan informasi, teori ini sering diklasifikasi sebagai akuntansi keperilakuan.
Aspek Pendekatan Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pernyataan atau penjelasan. Peranan logika sangat penting dalam penalaran. Pernyataan dapat berupa teori tentang suatu kejadian alam atau sosial. Teori (penjelasan) yang disusun dengan penalaran yang baik akan mempunyai validitas yang tinggi. Penalaran mempunyai peran penting dalam rangka menerima atau menolak kebenaran (validitas) suatu teori. Proses penyimpulan yang menghasilkan pernyataan atau penjelasan sebagai teori dapat bersifat deduktif maupun induktif.
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyataan umum yang disepakati ke pernyataan khusus sebagai simpulan. Penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan untuk memberi penjelasan dan dukungan terhadap kelayakan suatu pernyataan akuntansi. Misalnya, akuntansi menyajikan aset sebesar kos historis karena akuntansi menganut konsep kontinuitas usaha. Dengan konsep ini, fungsi neraca adalah untuk menunjukkan sisa potensi jasa dan bukan menunjukkan nilai jual sehingga kos historis merupakan pengukur yang paling tepat. Menganut konsep kontinuitas usaha merupakan premis sedangkan penilaian aset atas dasar kos historis merupakan konklusi.
Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Penalaran ini berawal dari suatu pernyataan atau keadaan yang khusus dan berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan generalisasi dari keadaan khusus tersebut.
Penalaran induktif dalam akuntansi pada umumnya digunakan untuk menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan terhadap gejala akuntansi tertentu. Contoh berikut menunjukkan aplikasi penalaran induktif “Pengamatan menunjukkan bahwa volume saham beberapa perusahaan yang dijualbelikan beberapa hari setelah penerbitan statemen keuangan meningkat dengan tajam. Oleh karena itu, dapat disimpulkan dengan tingkat keyakinan tertentu bahwa informasi akuntansi bermanfaat bagi investor di pasar modal.
Verifikasi Teori Akuntansi
Verifikasi teori merupakan prosedur untuk menentukan apakah suatu teori valid atau tidak. Pendekatan untuk mengevaluasi validitas teori bergantung pada sasaran dan tataran teori yang diverifikasi. Teori akuntansi normatif dievaluasi validitasnya atas dasar penalaran logis yang melandasi teori yang diajukan. Teori akuntansi positif dinilai validitasnya biasanya atas dasar kesesuaian teori dengan fakta atau apa yang nyatanya terjadi. Penelitian empiris dapat memverifikasi bahwa nyatanya banyak orang melakukan sesuatu tetapi tidak memverifikasi apakah sesuatu tersebut benar secara nilai (baik atau buruk). Teori akuntansi sintaktik biasanya tidak berkaitan langsung dengan fakta sehingga verifikasi validitasnya mengandalkan penalaran logis semata-mata.
Teori akuntansi semantik melibatkan penyimbolan fakta/realitas sehingga mengandung unsur empiris. Oleh karenanya, validitas teori dapat diverifikasi secara empiris dengan pengamatan. Misalnya, untuk menentukan apakah simbol “cost” dalam akuntansi dipahami maknanya dengan benar oleh pemakainya dapat diuji dengan melakukan penelitian empiris.
Sumber :BUKU TEORI AKUNTANSI Perekayasa Pelaporan Keuangan Suwardjono.
Komentar
Posting Komentar